Jumat, 01 April 2011

PNPM Peduli

Setelah sekian lama menunggu gebrakan pemerintah dalam memenuhi janjinya akhirnya datang juga satu harapan dari program baru yang diluncurkan oleh pemerintah dalam bulan ini. entah seberapa besar masyarakat bisa berharap dari program tersebut. Emangnya program apaan tuh… sebuah program pengembangan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri yaitu PNPM Peduli. dari nama saja sudah dapat disimpulkan kalau program ini sebagai wujud kepedulian pemerintah… namunkepada siapa? untuk apa? dan dengan apa? serta masih banyak deretan pertanyaan yang mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk menjawabnya.
PNPM Peduli ini ditujukan untuk memberdayakan Kelompok marginal dengan strategi memberikan kepercayaan diri serta pelatihan sehingga mereka tidak termarjinalkan baik secara sosial maupun secara ekonomi. kelompok sasaran ini meliputi anak jalanan, fakir miskin, korban konflik, mantan waria, kelompok minoritas, penderita HIV/AIDS, petani tanpa lahan, Perempuan yang menjadi kepala rumah tangga dan kelompok marginal lainnya. pertanyaannya, apakah program PNPM yang telah berjalan selama ini tidak menyentuh kepada kelompok sasaran tersebut? sehingga diperlukan program khusus untuk menangani kelompok tersebut… hmm pertanyaan sederhana, namun kalo mau menjawab secara jujur akan sulit sekali menemukan jawabannya.

berbagai program pengentasan kemiskinan sudah diluncurkan oleh pemerintah, baik yang bersifat dana bantuan tunai, maupun berupa pelatihan keterampilan. namun demikian, kenyataannya semakin banyak indikator yang menunjukkan ketidaksejahteraan masyarakat. ada sedikit rahasia, tapi entah apakah sekarang masih rahasia atau sudah tidak lagi…. jadi begini, suatu hari penulis lagi berbincang dengan peserta pelatihan Petugas pencatat sensus penduduk tahun 2010 kemaren. nah waktu itu sang PCL adalah salah satu aktor yang dilibatkan dalam realisasi program pemberdayaan…. singkat cerita, menurutnya pemberdayaan ini sangat kecil prosentase yang dirasakan oleh kelompok sasaran. justeru yang terberdayakan adalah para fasilitator, fasilitator yang seharusnya memfasilitasi agar program tersebut benar-benar sampai kepada kelompok sasaran. benar atau tidaknya saya sendiri tidak tau….. hehehehe.
back to point pembahasan, PNPM peduli ini sedianya di tujukan untuk memberdayakan kelompok marginal. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar supaya program ini benar-benar mengena pada kelompok sasaran serta dapat mencapai visi dan misinya, menurut Bpak Hempri suyatna program ini kudu memperhatikan aspek komunitas disamping aspek individual. oleh karena hal pertama yang harus di tempuh adalah persamaan persepsi antar penyelenggara program ini. kayaknya persamaan persepsi ini merupakan konsep dasar yang harus di terapkan dalam setiap agenda dan program apapun. suami istri saja kalau persepsinya berbeda maka akan kesulitan dalam mengambil keputusan apalagi melaksanakan keputusan…hehehehehe.
masih menurutnya pemberdayaan ini sebaiknya juga berbasis pada pendekatan sistemik,, artinya pemberdayaan ini tidak terbatas pada aspek personal maupun kelompok sasaran sebagai kelompok independen, akan tetapi perlu diperhatikan juga lingkungan yang mengelilingi kelompok tersebut, mulai dari yang terkecil misalnya keluarga, hingga lingkungan masyarakat dimana ia tinggal. aspek ini mengingatkan kita pada fakta sosial yang mempunyai kekuatan memaksa, mempengaruhi pola pikir, cara bersikap dan berperilaku sehingga memaksa seseorang melakukan sesuatu diluar kesadarannya sebagai individu….. singkatnya lingkungan yang membentuk marjinalitas juga kudu dilihat, tanpa melihat lingkungannya maka pemberdayaan ini tidak akan mencapai output yang diinginkan.. belum lagi masalah birokrasi dan tetk bengeknya…. capek nulisnya…
Pendekatan sistemik ini memang penting diterapkan, selama masih ada sistem yang berpengaruh pada legitimasi marjinalitas, maka pemberdayaan tersebut ibaratnya busa yang akan habis terhempas oleh angin. hmmm ngeri juga kalo membayangkan kekuatan sistemik ini ya… makanya gak heran kalau kegagalan sistemik perbankan bisa menghasilkan kasus century…hehehehehe…… sorry nyambungnya gak jelas gini.
kembali pada point pembahasan, selain pendekatan sistemik tadi, dalam taraf implementasi pemberdayaan ini janganlah hanya menekankan pada pendekatan ekonomi seperti bantuan, pelatihan keterampilan, akan tetapi harus mempertimbangkan aspek investasi sosial. seperti modal sosial, menanmkan kejujuran, kepercayaan diri, dan sikap positif dalam mengelola kehidupan ini. idealnya perumusan implementasi harusnya di musyawarahkan antar stakeholder, baik primer maupun skunder sehingga implementasinya benar-benar mengenai kelompok sasaran sesuai dengan apa yang dicita-citakan. kayaknya sudah dlu, lainkali di update lagi.

0 comments: